Tidak lama, lamaran Prabu Hayam Wuruk pun dilakukan, dan rencananya pernikahan akan digelar di Kerajaan Majapahit.
Di sisi lain, Kidung Sundayana mengisahkan, bahwa Patih Gajah Mada kemudian memiliki niat untuk menguasai Kerajaan Sunda.
Baca Juga: Berada dalam Naungan Tunggak Semi, 3 Weton Ini Dianugerahi Rezeki Sepanjang Hidupnya
Sebab, Patih Gajah Mada ingin memenuhi Sumpah Palapa yang dulu dibuatnya sebelum Prabu Hayam Wuruk naik tahta.
Mengingat di seantero Nusantara, Kerajaan Sunda lah yang belum bisa ditaklukkan Kerajaan Majapahit.
Patih Gajah Mada berpikir bahwa kedatangan rombongan Sunda di pesanggrahan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri.
Baca Juga: Puasa Ternyata Justru Membantu Penderita Maag Untuk Sembuh
Sang patih pun mendesak agar Prabu Hayam Wuruk menerima Dyah Pitaloka sebagai tanda takluk, buka sebagai calon istrinya.
Melihat hal itu, Kerajaan Sunda tidak terima bahwa kedatangannya ke Kerajaan Majapahit dianggap sebagai pengakuan takluk.
Terjadilah perang besar, antara pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada dan pengawal Maharaja Linggabuana.