Daryono mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Baca Juga: Fakta Unik Soal Imlek dan Barongsai: Tarian Tradisional Asal Negeri Tiongkok yang Menyerupai Singa
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia," kata Daryono dalam keterangannya.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," imbuhnya.
Baca Juga: Sempat Picu Peringatan Dini Tsunami Usai Gempa Maluku, BMKG: Peringatan Dihentikan, Bukan Dicabut
Daryono menyampaikan estimasi peta guncangan (shakemap) dari gempa bumi ini yakni dengan skala intensitas III MMI dam II MMI. Berdasarkan itu, lanjut Daryono, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut hingga saat ini.
Daryono melanjutkan gempa bumi ini tak berpotensi tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Itulah informasi terkini seputar gempa yang rangkum Portal Mojokerto dari informasi resmi BMKG. Ikuti terus perkembangan informasi di Portal Mojokerto.
***