PORTAL MOJOKERTO - Getaran gempa bumi yang mengejutkan terjadi secara tiba-tiba di malam hari di kota Bantul, Yogyakarta, dan memicu perhatian banyak orang.
Namun, ada makna khusus yang dikaitkan dengan gempa bumi yang terjadi pada bulan Dzulhijjah, terutama pada malam hari.
Menurut Primbon Jawa, buku tradisional yang berisi ramalan dan tafsiran simbolis, gempa bumi pada bulan Dzulhijjah yang terjadi di malam hari dianggap sebagai pertanda bahwa ada desa yang akan mengalami kerusakan.
Primbon Jawa juga memprediksi bahwa harga padi akan turun dan masyarakat akan cenderung melakukan perbuatan baik dalam situasi semacam ini.
Baca Juga: BMKG: Hasil Analisis Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0 Guncang Bogor Dini Hari Tadi
Namun, jika gempa bumi terjadi pada siang hari dalam bulan Dzulhijjah, maknanya berbeda. Menurut Primbon Jawa, hal ini diartikan sebagai tanda kemarahan banyak orang akibat kelangkaan pangan, yang berpotensi memicu konflik dan permusuhan di antara mereka.
Di sisi lain, jika gempa bumi terjadi pada waktu Subuh, Primbon Jawa memprediksi akan banyak hewan yang menjadi liar dan buas.
Lebih lanjut, Primbon Jawa menyebutkan bahwa jika gempa bumi terjadi pada waktu Dhuha, maka hal ini diartikan sebagai pertanda terjadinya peperangan besar.