PORTAL MOJOKERTO - Rusia telah menginvasi negara Ukraina sejak akhir Februari lalu yang membuat warga Ukraina harus melarikan diri.
Pasukan Rusia inin membombardir kota di Ukraina dengan peluru dan rudal yang membuat warga ketakutan.
Lebih dari 450.000 orang telah melarikan diri dari Ukraina ke Polandia, dan 113.000 lainnya ke Rumania sejak Rusia menurunkan pasukannya di Ukraina.
Lalu pada Jumat, 4 Maret 2022 dikabarkan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa di Zaporizhzhia, Ukraina terbakar akibat serangan oleh pasukan Rusia.
Baca Juga: Joe Biden Peringatkan Rusia Tentang Apa Yang Akan Terjadi
Berita darurat ini menyebar dengan cepat dan mengakibatkan kekhawiran akan adanya kebocoran radiasi nuklir di Ukraina.
Walaupun sampai saat ini, dilaporkan bahwa tidak ada peningkatan radiasi langsung yang terdeteksi di sekitar pembangkit listrik.
Stasiun Pembangkit Listrik di Zaporizhzhia terletak sebuah kota industri di tenggara Ukraina. Stasiun ini memasok sekitar 40 persen tenaga nuklir negara itu dan menampung enam dari 15 reaktor yang ada Ukraina.
Baca Juga: Dapat Bantuan Peralatan Satelit Starlink SpaceX, Ukraina Berterima Kasih Kepada Elon Musk
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba meminta pasukan Rusia untuk berhenti menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa setelah kebakaran itu terjadi.
"Jika meledak, itu akan menjadi 10 kali lebih besar dari Chernobyl! Rusia harus SEGERA menghentikan tembakan, mengizinkan petugas pemadam kebakaran, membangun zona keamanan," kata Kuleba yang dikutip dari NDTV.
Kuleba juga menambahkan bahwa pasukan Rusia menembaki fasilitas yang ada di stasiun dari semua sisi.
Bencana pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl Ukraina pada April 1986 merupakan salah satu bencana terburuk dalam sejarah pembangkit listrik tenaga nuklir. Tentunya tidak ada yang ingin ini hal ini terjadi lagi.