BMKG: Fase Peralihan dari Kemarau ke Hujan Jadi Penyebab Cuaca Ekstrem di Indonesia

12 Oktober 2022, 20:50 WIB
Ilustrasi / Cuaca Ekstrem hingga Banjir Landa Beberapa Wilayah di Indonesia, BMKG : Fase Peralihan /Antara/Nova Wahyudi/

PORTAL MOJOKERTO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia usai pemberitahuan soal peringatan dini.

Diketahui cuaca ekstrem yang melanda di beberapa wilayah di Indonesia meliputi hujan lebat yang bahkan hingga 24 jam tanpa henti.

Baca Juga: Diisukan Akan Segera Menikah, Akhirnya Happy Asmara Bagikan Momen Bahagianya Bersama Pasangan

Baca Juga: Terbaru! Honda Luncurkan Motor Bebek Super Irit Bisa Tembus 71,4 Km per Liter, Intip Harga Honda Wave 125i

Hal ini pada akhirnya menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di beberapa daerah termasuk Jakarta dan Cilacap.

Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG menjelaskan mengenai penyebab terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah ini akibat fase peralihan.

"Sebagian wilayah Indonesia saat ini sedang berada pada fase peralihan antara kemarau ke musim hujan. Hal tersebut ditandai dengan fenomena hujan lebat dan juga angin kencang atau puting beliung," ujar Dwikorita Karnawati dikutip Portal Mojokerto dari PMJ News.

Baca Juga: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Menerjang Indonesia 9 hingga 15 Oktober 2022

Selain fase peralihan dari musim kemarau ke penghujan, Dwikorita Karnawati juga menjelaskan terkait efek yang ditimnulkan dari La Nina.

"Saat ini juga masih terdeteksi terjadinya La Nina dengan intensitas lemah", ungkap Dwikorita Karnawati.

"Fenomena yang dipengaruhi adanya aliran massa udara di Samudra Pasifik akibat suhu muka air laut di Indonesia ini lebih hangat daripada suhu air laut di Samudra Pasifik bagian tengah barat," lanjutnya.

Baca Juga: Kuasa Hukum Rizky Billar Beberkan Kronologi Keributan dengan Lesti: Tidak Ada Unsur Kesengajaan

Baca Juga: Mantap Bercerai dari Reza Arap, Wendy Walters Sebut Orang Terdekat Ikut Tutupi Borok Sang Suami

Selain La Nina, ada juga fenomena Indian Ocean diipole yang memberikan kontribusi terhadap melimpahnya uap air pembentukan awan-awan konvektif di wilayah Indonesia.

Sementara itu, fenomena sirkulasi siklonik menyebabkan peningkatan awan-awan hujan dengan kecepatan angin yang tinggi juga turut berkontribusi pada fenomena cuaca ekstrem di Indonesia.

"Fenomena cuaca ekstrem yang melanda kawasan Indonesia dipengaruhi faktor-faktor yang cukup kompleks dan terjadi bersamaan" ucap Dwikorita Karnawati.

***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: BMKG PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler