Network
PORTAL MOJOKERTO - Universitas Jambi (Unja) mendadak menjadi sorotan di media sosial Twitter, namun bukan karena prestasi akademik, melainkan karena dugaan skandal yang menggemparkan. Video yang menjadi pusat perhatian ini diduga melibatkan mahasiswa dari Unja.
Munculnya Video Viral dan Karakteristiknya
Video yang viral ini diduga melibatkan dua mahasiswa Unja, yang disebut-sebut dengan inisial KN dan MAAL. Dalam video tersebut, keduanya terlihat sedang berinteraksi secara intim di sela-sela aktivitas mereka. Salah satu percakapan yang mencuat adalah mengenai perasaan, di mana terdengar kata-kata 'Enak Yank' yang kemudian menjadi istilah yang ikut trending seiring dengan semakin viralnya video tersebut.
Reaksi dan Respons Publik
Bukan hanya konten video yang menjadi sorotan, namun judul yang dilekatkan padanya pun menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Video ini, yang oleh sebagian warganet dijuluki sebagai 'Video Enak Yang Unja', disinyalir berasal dari kegiatan sehari-hari mahasiswa yang kemudian tersebar secara luas di platform digital.
Klarifikasi dari Pihak Terkait
Terkait dengan kontroversi ini, pemeran dalam video memberikan klarifikasi melalui kuasa hukum. Dilansir dari akun Serumpun Jambi di TikTok, kuasa hukum menyebut bahwa KN dan MAA sebenarnya adalah pasangan suami istri. Mereka menikah pada Januari 2023, sementara video tersebut dibuat setelah pernikahan mereka, yakni pada Agustus 2023 dan Januari 2024.
Polemik Penyebaran dan Etika Digital
Meskipun sudah terungkap bahwa pemeran dalam video adalah suami istri, tetap saja muncul polemik terkait dengan penyebaran video tersebut di ruang digital. Kuasa hukum menegaskan bahwa tindakan menyebarkan video tersebutlah yang seharusnya dipertanyakan, bukan konten dari video tersebut.
Dari kejadian ini, munculnya video viral yang melibatkan mahasiswa Unja memberikan gambaran akan pentingnya etika digital serta kewaspadaan dalam menyebarkan konten di media sosial.
Dengan demikian, skandal video viral yang melibatkan mahasiswa Unja tidak hanya mengguncang lingkungan kampus, tetapi juga menjadi refleksi bagi masyarakat akan perlunya kesadaran akan etika digital dan kehati-hatian dalam berbagi konten di era digital saat ini.
