Kasus Covid Melonjak, China Berlakukan Lockdown Lagi

12 Maret 2022, 11:15 WIB
Covid-19 melonjak, China lockdown Kota Suzhou /Tingshu Wang/Reuters

PORTAL MOJOKERTO - Kasus Covid mengalami kenaikan lagi dan China memberlakukan penguncian wilayah lagi pada kota yang berpenduduk sembilan juta hari Jumat kemarin, 11 Maret.

Kota Shanghai menutup aktivitas di sekolah-sekolah ketika pihak berwenang bergerak segera untuk menghentikan wabah Covid-19 yang telah mendorong kasus nasional ke tingkat tertinggi dalam dua tahun.

Covid-19 pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019 tetapi pemerintah menjaga jumlah kasusnya sangat rendah berkat lockdown dan pembatasan.

Baca Juga: Kira-kira Negara Mana Yang Bisa Menengahi Konfik Rusia dan Ukraina

Dilansir dari Channel New Asia, jumlah kasus virus corona harian China melonjak melewati angka 1.000 minggu ini untuk pertama kalinya sejak hari-hari awal pandemi pada tahun 2020.

Menurut hitungan resmi harian pada Jumat, ada 1.369 kasus di lebih dari selusin provinsi.

Kota Jilin yang menjadi salah satu dari selusin provinsi tersebut telah melaporkan ratusan kasus dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Putin : Sanksi Kepada Rusia, Justru Akan Berimbas Pada Krisis Pangan dan Energi

Changchun, ibu kota provinsi Jilin timur laut dan basis industri penting, meminta penduduknya untuk tinggal di rumah dan mengizinkan satu orang keluar setiap dua hari untuk membeli kebutuhan sehari-hari

Sedangkan, provinsi Shanghai pada hari Jumat memerintahkan sekolahnya untuk tutup dan beralih ke pengajaran online setelah puluhan kasus muncul timur dalam beberapa hari terakhir.

Seketika ketika adanya peningkatan kasus, Komisi Kesehatan Nasional China akan segara melakukan pengujian cepat pada penduduknya.

Baca Juga: Ukraina : Koridor Kemanusian Yang Disediakan Rusia Tidak Bermoral

Peralatan pengujian akan tersedia secara online atau di apotek untuk klinik dan masyarakat biasa juga dapat membeli alat pengujian itu sendiri.

Badan perencanaan ekonomi pusat China baru-baru ini memperingatkan bahwa penguncian besar-besaran yang akan dilakukan lagi dapat merugikan perekonomian.

Seorang peneliti mengatakan bahwa sudah saatnya China hidup berdampingan dengan virus seperti negara lain.***

Editor: Eny Wahyu Lestari

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler