Dapat Relawan 16.000, Rusia Beri Lampu Hijau Untuk Keluarkan Senjata Sitaan

13 Maret 2022, 07:35 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan pasukan relawan ikut berperang melawan pasukan Ukraina. /REUTERS/Pavel Golovkin /

PORTAL MOJOKERTO - Konflik Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung sejak Rusia menurunkan pasukannya untuk menginvasi kota di Ukraina pada akhir Februari lalu.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangganya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai sesuatu yang berbahaya.

Dilansir dari Sky News, Menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan ada 16.000 relawan di Timur Tengah yang siap datang untuk berperang.

Baca Juga: Menghalalkan Postingan Kematian Putin, Rusia Marah Pada Kebijakan Baru Meta

Relawan ini akan bergabung dengan pasukan Rusia yang berada di daerah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur.

Sebelumnya, presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerukan agar relawan asing didatangkan untuk bergabung dalam perangnya di Ukraina.

Putin juga menyarankan rudal Javelin dan Stinger buatan Barat yan disita oleh pasukan Rusia di Ukraina harus diserahkan kepada pasukan Donbas untuk membantu persenjataan volunteer tersebut.

Baca Juga: Facebook Izinkan Postingan Menyerukan Kematian Putin dan Perlawanan Terhadap Tentara Rusia

"Jika Anda melihat bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan untuk uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbas, maka kita perlu memberi mereka apa mereka inginkan dan bantu mereka sampai ke zona konflik." Kata Putin pada Menteri Pertahanannya.

Hal tersebut seolah memberi  lampu hijau untuk memindahkan senjata yang disita dan untuk diberikan pada relawan tersebut.

Baca Juga: Semua kontak di Pembangkit Listrik Chernobyl Telah Hilang, Apa yang Terjadi

"Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia - tentu saja saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer republik rakyat Luhansk dan Donetsk." tambah putin.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari segera setelah pemimpin Rusia mengumumkan pengakuannya atas wilayah Ukraina timur Donetsk dan Luhansk sebagai wilayah merdeka, yang langsung mengundang kecaman internasional sebagai langkah ilegal.***

Editor: Eny Wahyu Lestari

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler